Minggu, 20 November 2011

Melihat Penggunaan Duit Rakyat di Pedesaan

Tulisan ini adalah sebuah kegelisahan  atau entah kritik yang muncul dari benak rakyat kecil di pelosok Tetebatu yang bingung dengan berbagai program pro rakyat yang seringkali tidak pro rakyat bahkan menipu rakyat kecil.entah karena program-program itu memang tidak sesuai dari sononya, pelaksananya yang tidak sesuai atau dibuat "sesuai sesuai mungkin" alias disesuaikan saja ketimbang merepotkan.beberapa di antaranya yang dapat difikirkan bersama adalah eksistensi program PNPM Mandiri yang terkesan mengambil alih peran Dinas PU dimana pekerjaan mereka hanya berorientasi pada pembangunan fisik saja dan setelah fisik selesai pertanyaanya adalah " Sudahkah rakyat diberdayakan ??? " dalam hemat kami yang awam program-program seperti itu selayaknya lebih menyentuh pada sektor perekonomian semacam pemberian modal, pembuatan kelompok-kelompok usaha kecil, Koperasi, membimbing masyarakat untuk lebih mampu mengelola SDA yang ada sehingga benar-benar bernilai ekonomis .bukan hanya berkutat pada pembangunan dan perbaikan fisik semacam irigasi, perpipaan,Jembatan Desa,dll yang sebenarnya belum terlalu urgen untuk masyarakat atau tanpa pembangunan itupun masyarakat masih mampu mandiri. yang lebih penting adalah sektor ekonomi , ya sektor yang mampu memenuhi hajat hidup dan membuat pengangguran,kriminalitas dan kemiskinan setidak-tidaknya mulai perlahan teratasi.jika dibanding-bandingkan hal ini tak jauh berbeda dengan kegemaran masyarakat kita ( sasak/lombok) membangun masjid dengan megah dan bertingkat-tingkat tanpa peduli setelahnya bagaimana caranya untuk memakmurkan masjid dan membuat masjid benar-benar menjadi pusat kegiatan dan pengembangan syi'ar Islam. yang tersisa hanya cerita dan kebanggaan tentang masjid di kampungnya yang megah berlantai dua sampai tiga tapi saf-saf ketika sholat berjamaah cukup 2 atau 1 saf lurus saja sesudahnya ya sudah.
tak hanya pada program PNPM Mandiri sejatinya banyak program lain juga yang seringkali salah kaprah dan jauh dari esensi yang dibutuhkan warga.Pemberdayaan Panti Asuhan, Penggunaan Dana BOS yang katanya membebaskan biaya pendidikan itu,pipanisasi Air bersih yang ka jelas tujuannya,hingga pemekaran-pemekaran Desa yang sering main kucing-kucingan .ha...ha..kasihan rakya kecil ya.

Pariwisata Tetebatu Versus Mimpi Perbaikan Jalan

Beberapa Hari Lalu.Komunitas kampung Media kabupaten Lombok Timur yang diwakili 3 kelompok lama yakni KM Krens kecamatan Rensing, KM Ijo Selaras Kecamatan Selong dan KM KmpungTimoer Kecamatan Sikur.diundang Radio Hamzanwadi selong dalam sebuah acara Diskusi On Air.Temanya masih tak jauh seputar kiprah dan eksistensi komunitas kampung Media dalam memberikan alternatif jalan perubahan dan paradigma Informasi di masyarakat melalui Media Online.Komunitas kampung media Kampung timoer  yang notabene bermarkas di Tetebatu Selatan Kecamatan Sikur  menegaskan Visi dan program Utama komunitas adalah untuk menjadi daya dukung dan media alternatif untuk menggenjot sektor-sektor riil yang mempu menggerakkan perekonomian rakyat diantaranya adalah pemanfaatan sumber daya alam secara maksimal yang  lepas dari kepentingan elit tertentu dan dukungan terhadap pariwisata di Tetebatu dan kecamatan sikur pada umumnya. hal utama yang menjadi sorotan yaitu mengenai memprihatinkannya akses jalan ke kecamatan Sikur padahal di kecamatan ini banyak sekali terdapat objek-objek wisata yang sering menjadi destinasi wisatawan mancanegara di antaranya adalah Air terjun Jeruk manis di Desa kembang Kuning, Tetebatu, Kerajinan Bambu di Loyok, Gerabah di Rungkang, didukung oleh lokasi wisata di kecamatan tetangga yang masih sejalur dengan Tetebatu misalnya Kerajinan Tenun di Pringgasela, Pemandian Putri Duyung di Pringgasela, Otak Kokok di kecamatan montong Gading dan lainnya. keunggulan Tetebatu adalah Akomodasi untuk menjangkau tempat-tempat wisata tersebut hanya tersedia di Tetebatu.artinya jika wisatawan hendak mengunjungi objek-objek wisata di lingkaran kawasan tersebut pastilah tujuan utamanya adalah Tetebatu untuk reservasi hotel ,losmen atau bungalow atau sekedar mencari restauran tradisional murah meriah. baru kemudian besoknya bersiap-siap meluncur ke tempat-tempat seperti Otak Kokok,Pringgasela, Jeruk Manis atau yang lainnya.
Tak Mudah memang untuk merealisasikan perbaikan fasilitas Jalan karena harus menunggu dana APBD , namun dalam suatu acara Peresmian Balai Latihan Tembakau di Desa Kotaraja di hadapan Gubernur , Pimpinan SKPD yang hadir ketika itu dan berbagai undangan yang juga berasal dari perwakilan tokoh-tokoh masyarakat Bupati Lombok Timur menuturkan bahwa telah dipersiapkan Anggaran Rp.400 Miliar untuk perbaikan Jalan di NTB termasuk di wilayah Kotaraja ke Utara menuju Tetebatu.masyarakat menyambut gembira dan antusias luar biasa mendengar penuturan sang pimpinan Gumi path Karya itu, mungkin saja karena mereka memang sudah lelah dengan kondisi kerusakan jalan yang membuat setiap yang lewat harus benar-benar mengumpulkan kesabaran.
Masyarakat Tetebatu menanti dan menunggu bahkan sampai benar-benar bermimpi dengan perbaikan jalan itu dan mereka tak mau tau dan juga memang tak penting untuk tahu apa standar untuk memperbaiki sebuah sarana lalulintas yang sangat vital ini yang mereka inginkan hanyalah bukti dari janji-janji dan program itu.bahkan jangan salahkan mereka jika beberapa waktu lalu juga pernah menolak proyek pipanisasi Air bersih yang melintasi kawasan Tetebatu dan Tetebatu Selatan dengan tuntutan tegas " Perbaikan Jalan atau Kami Stop Proyek " . meski kini penolakan itu sudah tak terdengar lagi tapi mereka benar-benar menanti keseriusan pemerintah.
Apalagi Tahun 2012 sudah didepan mata dan program Visit lombok Sumbawa yang mentargetkan satu juta wisatawan tersebut akan segera dimulai tapi lihatlah akses jalan menuju destinasi wisata yang telah lama Populer di Kitab utama para wisatawan mancanegara yakni buku panduan wisata LONELY PLANET. sungguh memprihatinkan. pertanyaannya adalah , masih maukah para wisatawan berkunjung ke tempat wisata yang jalananya cukup mengocok perut mereka bahkan mulai rawan dengan kecelakaan itu ?.
Di Akhir sessi diskusi Salman Hafiz Ketua Komunitas KampungTimoer media kecamatan sikur menegaskan bahwa perbaikan jalan kini bukanlah mimpi dan harapan akan tetapi sebuah Tuntutan bersama tetapi bukan dengan demonstrasi,apalagi aksi anarki. kami ingin siapapun yang berwenang untuk itu menyadari ataupun jika tidak ingin menyadari setidak-tidaknya mendengar dan memahami meskipun entah sampai kapan ingin berbuat.wallahu Allam.