Selasa, 23 September 2014
Senin, 22 September 2014
Kisah Inaq Zuhratul Penjual Tuak Manis
WARTA NTB.Com,Lombok Timur – Suasana pagi yang sibuk meskipun menjelang
akhir pekan begitu terasa di kota Selong,ibu kota Kabupaten Lombok Timur.lalu
lalang kendaraan menyemut terutama saat jam kantor baru saja akan dimulai.
Selasa 23 September 2014,biasanya akhir pekan tak memiliki semangat yang sama dengan hari-hari awal di permulaan minggu.tapi Inaq Zuhratul sudah bergegas menyiapkan barang dagangan yang setiap hari dibawanya berkeliling ke tempat-tempat keramaian hingga ke kantor-kantor.wanita muda berusia 30 tahun dengan ini begitu bersemangat mengais lembar-lembar rupiah dengan berjualan tuak manis ( air nira ).
Sejenak ia menurunkan barang dagangan yang selalu ia pangku dengan kepala,lalu menawarkan para pengguna jalan yang kebetulan sedang berhenti di seputar taman kota selong.jika merasa belum ada yang akan membeli tuak manisnya iapun kemudian melanjutkan perjalanan ke sudut-sudut lain kota selong.
Ditemui WARTA NTB.com, di kompleks pedagang kaki lima taman kota selong tepat di depan kejaksaan negeri selong Inaq Zuhratul jannah ( 30 tahun ) menuturkan bahwa ia berjualan tuaq manis hampir selama 9 tahun.awalnya ia merasa cukup kesulitan apalagi untuk mendapatkan tuak manis dari pohon nira di perkebunan tempat tinggalnya di reban tebu,kelurahan sandubaya kecamatan selong.apalagi ia tak punya kebun dan pohon nira oleh karena itu ia harus membeli di petani setempat.dan dengan modal yang dikumpulkan bersama suaminya ibu 4 anak ini mejajaki kota selong berjualan tuak manis.
Kini dengan upaya kerja kerasnya ia bahkan mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi swasta di pancor. Reza umami 20 th putra pertamanya kini duduk di semester 5 STKIP Hamzanwadi selong , sementara putra keduanya Jumadul suparlan ( 18 tahun ) kini duduk di bangku SMA, SMA , Rosidana hiliani ( 12 th ) anak ketiga tahun ini akan masuk SMP, dan anak lelaki paling bungsu jalil suhadi ( 8 th ) tahun ini naik kelas 2 SD.
Istri nasiruddin ( 40 th ) yang sehari- hari bekerja sebagai buruh tani ini kini mampu menghasilkan 250 hingga 300 ribu per hari dari berjualan tuak manis keliling kota selong. tuak manis asli yang dijual seharga 2500 hingga 12.000 ribu rupiah dengan takaran dan kemasal botol berbeda ini cukup manis dan alami.
" Alhamdulillah saya tetap mendapat pembeli setiap hari,dan sejauh ini usaha tuak manis keliling masih dapat kami andalkan untuk mencari rezeki " tutur Inaq zuhratul kepada WARTA NTB.Com yang sempat mencicipi manisnya tuak asli asal reban tebu itu.
Usaha tuak manis keliling yang dilakoninya selama bertahun-tahun itu diakuinya tidak pernah mendapat perhatian dari pihak manapun apalagi mendapat bantuan dan suntikan modal dari pemerintah atau sekedar pembinaan untuk memasarkan dan berbisnis tuak manis.
" Semua saya jalani sendiri,atas dukungan suami " tambahnya.
Langganan:
Komentar (Atom)
