Jumat, 02 Mei 2014

LOTIM- Suasana gembira begitu nampak di wajah-wajah polos berusia 4-6 tahun itu,mereka yang  setiap hari  berkumpul di sebuah bangunan sederhana berukuran 4X 6 meter yang dipenuhi tempelan poster-poster bermuatan pendidikan ala taman kanak-kanak.terlihat begitu antusias menirukan suara sang guru bernyanyi sambil bertepuk tangan.sementara di hadapan mereka dua sosok  Perempuan muda  begitu bersemangat mengajari anak didiknya bernyanyi lagu-lagu anak yg terdengar begitu populer di telinga kita .dia adalah Mery oktarina kepala sekolah dan Harianty pengajar di PAUD TKI al-Mukhsitin dusun ceret lauq desa jenggik utara.

Sepintas lembaga taman kanak-kanak non formal ini tak berbeda dengan lembaga PAUD lainnya.namun siapa sangka hampir semua anak didik di PAUD Al-mukhsitin adalah anak dari para TKI yang sedang mengadu nasib di negeri jiran.bahkan beberapa di antaranya  ditinggal merantau oleh  kedua orang tuanya menjadi TKI di malaysia dan kini diasuh  oleh neneknya, mereka antara lain  amiril azwan,agus saputra,luna susanti,ulfa listiana dan izzaifurrahman.

PAUD Al-mukhsitin dijuluki PAUD TKI karena setiap tahunnya tetap mendidik anak-anak TKI yang jumlahnya cenderung bertambah.berdirinya PAUD inipun memang dihajatkan untuk memberikan pendidikan dan perhatian khusus kepada anak-anak yg berasal dari keluarga para TKI karena para pegiat dan aktivis perlindungan TKI bersama masyarakat setempat merasa perlu memberikan pola pendidikan khusus kepada mereka yang orang tuanya tak sempat memberikan perhatian maksimal.

PAUD yang Awalnya adalah sebuah bangunan untuk  posyandu ini ,kemudian dirintis menjadi PAUD dan PKBM khusus untuk anak TKI.kini  Jumlah siswa yang aktif tercatat sebanyak 36 orang.berdiri pada bulan  januari 2013 dengan induk lembaga berada  dibawah PKBM Al-Mukhsitin yang juga mengelola Kejar Pakte A dan B , juga TPQ.
Keberadaan PAUD ini cukup membantu apalagi lembaga pendidikan taman kanak-kanak serupa  berjarak 3 Km dari PAUD ini.yakni di desa peseng kabupaten lombok tengah.

Ditemui di rumahnya yang berdekatan dengan PAUD TKI Al-Mukhsitin,Harianty pengajar dan pengurusa PAUD menuturkan bahwa keberadaan PAUD ini berawal dari keresahan terhadap perkembangan mental dan perilaku para anak TKI yang tentu tak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang memadai.apalagi usia taman kanak-kanak adalah awal pembentukan karakter dan mental shingga melalui upaya ini para anak-anak keluarga TKI tak terampas hak-hak asuhnya,pembinaan mental dan psikologisnya dan yang paling penting mereka tak kehilangan  ruang bermain.

 "Harapan kami,mereka dapat tumbuh sebagaimana anak-anak lainnya,tak kehilangan rasa percaya diri,dapat bermain dengan teman-temannya,dan potensi mereka dapat diasah sejak dini"tutur harianty.


Sementara itu Kadus ceret lauq,suhardi yang juga pernah menjadi TKI hampir selama  12 tahun dengan merantau ke malaysia sejak tahun 1989.mengakui bahwa keberadaan PAUD yang menampung anak-anak yang berasal dari keluarga TKI dinilai sangat penting karena membantu memberikan pendidikan pada anak-anak yang harus ditinggal mengadu merantau oleh orang tuanya.iapun pernah merasakan betapa meninggalkan anak-anak bekerja ditempat yang jauh dan kadang 2 atau 3 tahun sekali baru bisa pulang dan berkumpul bersama mereka bukanlah hal yang mudah.seringkali semangat bersekolah dan belajar  anak-anak yang orang tuanya tak bersama mereka kurang karena tak ada motivasi,dorongan dan contoh..walhasil pendidikan merekapun tak terpantau dengan baik.

"Bagi saya merintis dan menyelenggarakan PAUD bagi anak-anak TKI adalah sumbangsih yang nyata pada dunia pendidikan anak dan dunia perburuhan"tegasnya.

Dalam kesempatan itu Kadus ceret Lauq juga mengaku jika di kampungnya penduduk  laki-laki sangat jarang karena sebagian besar  merantau baik ke malaysia ataupun ke luar daerah di indonesia." bahkan untuk dzikiran pada hajatan tertentu warga  mengumpulkan 10 org saja sangat sulit"tutur kadus suhardi.

Data terakhir dusun mencata tercapat sebanyak 64 TKI yang merantau ke malaysia  di dusun ceret lauq .dan dari 250 kk itu juga masih tersebar merantau ke beberapa wilayah di indonesia dan NTB seperti kalimantan,jawa,bali,riau,dan sumbawa.sehingga nyaris
Yang tersisa di kampung hanya lelaki tua yg sudah tdk produktif dan anak-anak  yg masih  bersekolah TK,SD dan SMP.setamat SMP mereka biasanya merantau.

Kurangnya lapangan kerja membuat hampir sebagian besar warga merantau ke berbagai wilayah baik di luar maupun dalam negeri.hal ini membuat keberadaan PAUD TKI sangat bermanfaat.

Warga Ceret lauq berharap pemerintah setempat dapat memberikan perhatian yang cukup bagi keberadaan PAUD TKI ini,karena walau bagaimanapun anak-anak TKI juga bagian dari generasi bangsa yang harus mendapatkan hak-hak pendidikan yang layak.

Meski kini bangunan PAUD TKI sangat sederhana dan masih kekurangan alat atau wadah bermain namun hal itu tak membuat senyum-senyum lugu bocah-bocah cilik yang orang tuanya jauh di negeri jiran sana tetap merekah sumringah.apalagi ketika di ajak bernyanyi lagu-lagu gembira khas taman kanak-kanak.

Reported by : Salman hafiz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar