Selasa, 21 Februari 2012


Air Bersih Untuk Semua....

Salah satu permasalahan yang paling banyak ditemui baik di kota besar seperti Jakarta  hingga masyarakat di pulau pulau kecil adalah akses ke air bersih.saat daerah lain menghadapi kesulitan tersebut, sebuah Badan Usaha Milik desa di Lendang Nangka , Lombok Timur membuktikan bahwa masyarakat bisa memiliki akses ke air bersih secara berkelanjutan.Selama lebih dari 10 tahun, perusahaan yang diberi nama PAMDES ini mampu membiayai sendiri kebutuhan operasionalnya.walaupun dikelola secara lokal , perusahaan desa ini berhasil mengalirkan air bersih langsung kerumah penduduk, secara lagsung turut menciptakan kehidupan yang lebih baik di negeri yang terus mengalami kesulitan air bersih.

Kita tentu mengetahui bahwa Indonesia dikelilingi oleh air, namun masih banyak kesulitan untuk  menyediakan akses ke air  bersih di Indonesia , terutama di wilayah pedesaan .dalam salah satu laporannya BAPPENAS beserta ADB ( Asian Development Bank ) dan USAID menyebutkan bahwa masih ada lebih dari 100 juta orang yang kesulitan akses air bersih . selain itu , hanya ada sekitar 36 % penduduk pedesaan yang sudah menggunakan fasilitas sanitasi yang memadai , yang membutuhkan pasokan air bersih yang juga memadai.

Minimnya ketersediaan air bersih ini berpengaruh secara langsung ke rendahnya indikator kebersihan dan kesehatan di masyarakat .sekitar 30 % penduduk indonesia mengidap penyakit yang terkait dengan air seperti kolera, tipus, atau diare yang membunuh lebih dari 100 ribu anak setiap tahunnya. Angka-angka ini tidak bisa ditoleransi , mengingat begitu banyak potensi untuk melakukan perubahan.

Jumlah air yang ada di Indonesia sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pedesaan , naun kesulitan distribusi air bersih ke daerah pelosok , mahalnya biaya Instalasi Air , konflik penguasaan sumber air , serta penggunaan sumber daya air yang tidak berkelanjutan menyebabkan masalah air bersih ini seakan tidak pernah selesai.

Masyarakat Di Desa Lendang Nangka , Kabupaten Lombok Timur .NTB. memutuskan untuk menghadapi sendiri masalah ini dengan mengalirkan air bersih langsung ke rumah – rumah penduduk . setelah program bantuan pengadaan air bersih dari UNICEF berakhir di tahun 1976 , masyarakat Lendang Nangka memutuskan untuk meneruskan dan mengembangka program tersebut.

Hal yang paling menginspirasi adalah bahwa masyarakat sendirilah yang mendirikan dan mengelola PAMDES .Para pengelolanya sebelumnya tdak memiliki pengalama atau Kapasitas yang memadai dalam pengelolaan air bersih maupun keuangan perusahaan. Saat ini setiap rumah tangga hanya membayar Rp.10.000 setiap bulannya, dan PAMDES menjanjikan bahwa harga itu tidak akan berubah dalam waktu dekat. Ada 750 Rumah tangga atau sekitar 5000 orang yang menikmati layanan ini.

Pemeliharaan dan pengelolaan perusahaan dijalankan oleh masjid Desa  yang dianggap paling mewakili kepentingan masyarakat di Desa Lendang Nangka. 45 % dari keuntungan perusahaan ini diserahkan ke masjid untuk dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk aneka pelayanan sosial.Pengelola juga melakukan perawatan serta memastikan bahwa setiap minggunya  anggota masyarakat menanam pohon secara sukarela untuk menjaga keberlanjutan sumber mata air mereka.

Salman hafizt/kampungTimoer Media.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar