Jumat, 29 Juni 2012


KampungTimur Media / 28 Juni 2012

Potret Demokrasi  3 PILKADES. 
 
Beberapa waktu lalu sejumlah Desa di kecamatan Sikur yang baru saja mendapat predikat definitive menggelar pemilihan Pimpinan pertama mereka.ada yang berjalan mulus,cukup tegang bahkan adapula yang berujung kisruh berbuntut Hukum.

Tiga di antara Desa itu adalah Desa Mekarsari yang merupakan pecahan dari Desa kembang kuning ,Desa Tetebatu selatan yang merupakan pecahan dari Desa Induk tetebatu selatan,dan Desa Gelora yang merupakan pecahan dari desa induk loyok.

ABDUL MUIS , tokoh pemekaran Desa yang juga masih tercatat sebagai Anggota Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten Lombok Timur berhasil unggul dengan kemenangan Telak pada PILKADES perdana Desa Mekarsari,Pemilihan berlangsung aman dan masyarakatpun menerima dengan baik hasil pesta Demokrasi lokal tersebut.Kemenangan Muis tentu sebanding dengan kerja kerasnya memperjuangkan pemekaran Desa Mekarsari.

Sementara di Desa Tetebatu selatan , GUNANTO sosok Muda yang juga salah seorang aktivis LSM memperoleh suara di atas angin pada perhelatan PILKADES Tetebatu selatan.kemenangan Gunanti memang diluar prediksi banyak kalangan terutama rival-rival politiknya namun melihat sepak terjang,pola komunikasi dan gerakan partisipatif ala LSM yang sejak lama dibangun dengan masyarakat Tetebatu selatan yang dikenal lebih dekat dan merakyat membuat kemenangan Politisi Lajang ini menjadi suatu hal yang wajar dan tak mengherankan.

Meskipun demikian ada catatan menarik dari kemenangan KADES termuda tersebut yakni elektabilitasnya yang mampu menggeser mereka yang disebut-sebut sebagai perintis dan penggagas Pemekaran Desa Tetebatu Selatan.Kemenangan yang membuat para Proklamator Pemekaran tersebut harus Gigit Jari.

Berbeda dengan 2 Desa yang sukses memilih pemimpin pertamanya nyaris tanpa hambatan berarti.Desa Gelora justru berujung konflik ,kemenangan NURASMAT yang disebut-sebut sarat dengan kecurangan dan money politic membuat warga yang dimotori persatuan Pemuda Gelora menggelar Aksi Demonstrasi yang disertai penyegelan Kantor Desa.Tidak hanya itu wargapun mengajukan Tuntutan hukum agar kemenangan NURASMAT ditinjau ulang dan dibatalkan dengan dalih banyaknya kecurangan dan praktek Money Politic selama proses Pemilihan berlangsung.Tuntutan Hukum itupun dilayangkan ke Pihak Kepolisian .Kisruh ini membuat aktivitas perkantoran terhenti selama beberapa Hari.

Berkaca dari potret Demokrasi di tiga Desa yang masih merupakan wilayah kecamatan sikur tersebut kita perlu memberikan Apresiasi atas tingginya Animo dan partisipasi warga dalam mengikuti prosesi demokrasi di Tataran Pedesaan dan Kampung.namun Garis merah juga harus diberikan sebagai sebentuk refleksi atas masih banyaknya praktik Money Polituics,Black Campaign,Politk Kekerasan,Perjudian Politik,Sihir dan Perdukunan dan praktek-praktek lainnya yang jauh dari nilai-nilai Demokrasi itu sendiri.

Seringkali hal-hal diluar norma dan tata sosial kemasyarakatan menjadi pilihan jalan pintas para politisi Kampung untuk memperkaya suara dan dukungan untuk merampungkan kemenangan atas kekuasaannya.

Akhirnya masyarakatlah yang akan menjadi hakim atas semua tindak-tanduk yang juga konon dilakukan atas nama masyarakat itu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar