Nyadek Aik Lang di Keselet,
Pekerjaan yang satu ini memang membutuhkan kesabaran,ketekunan dan ketaatan mengikuti beragam pantangan yang sudah menjadi tradisi turun temurun dan diakui masyarakat."Nyadek" demikian masyarakat dusun keselet desa Tetebatu selatan kabupaten lombok timur ini menyebutnya.Nyadek adalah kegiatan menyadap air nira atau "Aik Lang"y ang nantinya dijadikan bahan untuk pembuatan Gula merah.i
kegiatan ini biasanya dilakukan pada pagi hari setelah sholat subuh ( sekitar pukul 6 pagi ) dan pada sore hari ( Pukul 6 Sore hari ).alat yang digunakan sangat tradisional yakni bambu yang sudah dibentuk menjadi wadah untuk menampung air nira berukuran sekitar 1 meter,disebut "Bonjor"dan ditutup dengan karung atau daun pinang satu pelepah saja.
3-4 bonjor air nira dapat dijadikan 1 bungkul Gula merah yang siap dipasarkan ,harganya berkisar antara 30-60 ribu rupiah setiap bungkulnya.namun harga tersebut sangat sebanding bahkan mungkin kurang jika dilihat dari proses pembuatannya,karena butuh beberapa hari dimasak dengan dengan kayu bakar dan terus diaduk hingga air nira benar-benar mengental secara sempurna dan membentuk padatan Gula Merah.
Jauh di ujung Desa Tetebatu Selatan,tepatnya di kampung Keselet kegiatan Menyadap Air Nira menjadi mata pencaharian utama.kampung yang lebih dekat dengan pemandian Otak Kokok Gading atau yang populer dengan Joben Ini memang kaya dengan Pohon Nira karena memiliki alam yang sebagian besarnya berupa perkebunan.
Aik Lang ketika disadap"Disadek" tidak boleh dengan sembarangan namun dengan hati-hati dan mesti mengikuti beberapa pantangan yang telah menjadi tradisi turun-temurun, Kata JAFRAN salah seorang petani Penyadap Air Nira kepada tim KKampungTimur Media senin kemarin.pantangan tersebut diantaranya berupa larangan mencuri atau melakukan Nyadek oleh bukan pemilik jika dilanggar maka air Nira akan terhenti mengalir bahkan akan mati.dll
Sayangnya Petani Penyadap Air Nira ini tidak pernah tersentuh pembinaan,bahkan mereka tidak memiliki kelompok yang dapat dijadikan instrument untuk memediasi pembinaan dengan pemerintah setempat.karena itu kegiatan mereka meskipun menjadi mata pencaharian utama namun merekapun harus mencari tambahan penghasilan yang lain untuk memenuhi kebutuhan keseharian sementara Gula merah siap terbentuk.
(Salman hafiz/kampungtimurmedia/17 oktober 2012)






